Membuat minyak kelapa dengan fermentasi lebih cepat,hemat bahan bakar dan mudah serta kualitasnyapun lebih bagus.
Cara
basah fermentasi agak berbeda dari cara basah tradisional. Pada cara basah
fermentasi, santan didiamkan untuk
memisahkan skim dari krim. Selanjutnya krim difermentasi untuk memudahkan
penggumpalan bagian bukan minyak (terutama protein) dari minyak pada waktu pemanasan.Mikroba yang
berkembang selama fermentasi, terutama mikroba penghasil asam. Asam yang
dihasilkan menyebabkan protein santan mengalami penggumpalan dan mudah
dipisahkan pada saat pemanasan. Tahapan
proses cara fermentasi (Ristek, 2001) adalah sebagai berikut:
1)
Daging buah kelapa diparut. Hasil parutan (kelapa parut) dipres sehingga
mengeluarkan santan. Ampas ditambah dengan air (ampas : air = 1 : 0,2) kemudian
dipres lagi. Proses ini diulangi sampai 5 kali. Santan yang diperoleh dari tiap
kali pengepresan dicampur menjadi satu.
2)
Santan dimasukkan ke dalam wadah pemisah skim selama 12 jam, akan terjadi
pemisahan skim pada bagian bawah dan
krim pada bagian atas. Setelah terjadi
pemisahan, kran saluran pengeluaran dari wadah pemisah dibuka sehingga skim
mengalir keluar dan menyisakan krim. Kemudian krim ini dikeluarkan dan
ditampung pada wadah terpisah dari skim.
3)
Krim dicampur dengan ragi tapai (krim : ragi tapai = 1 : 0,005, atau 0,05%).
Selanjutnya, krim ini dibiarkan selama 20-24 jam sehingga terjadi proses
fermentasi oleh mikroba yang terdapat pada ragi tapai.
4)
Krim yang telah mengalami fermentasi
dipanaskan sampai airnya menguap dan proteinnya menggumpal. Gumpalan protein
ini disebut blondo. Pemanasan ini biasanya berlangsung selama 15 menit.
5)
Blondo yang mengapung di atas minyak dipisahkan kemudian dipres sehingga
mengeluarkan minyak. Minyak ini dicampurkan dengan minyak sebelumnya, kemudian
dipanaskan lagi selama 5 menit.
6)
Minyak dikemas dengan kotak kaleng, botol kaca atau botol plastik.
0 komentar:
Posting Komentar