Cara membuat gula kelapa yang praktis dan efisien serta mudah
PEMBUATAN GULA KELAPA
Latar Belakang
Tanaman
kelapa merupakan tanaman yang kaya manfaat, mulai dari ujung daun
sampai ujung akarnya dapat dimanfaatkan untuk menunjang kesejahteraan
umat manusia. Keluarga palmae seperti kelapa, aren dan siwalan
dikenal sebagai tanaman yang bisa memberikan hasil dari buahnya, dan
dapat menghasilkan gula yang terkenal dengan sebutan gula jawa. Gula
merupakan salah satu bahan makanan pokok penduduk Indonesia yaitu
sebagai salah satu sumber kalori dan rasa manis. Gula jawa atau gula
kelapa dihasilkan dari penguapan nira pohon kelapa (Cocos nicifera Linn). Gula jawa merupakan komoditas yang sangat populer dan banyak digunakan oleh masyarakat.
Ditinjau
dari kehidupan sosial ekonomi gula kelapa mempunyai arti dan peranan
cukup penting. Sebagai bahan makanan banyak dikonsumsi oleh segenap
lapisan masyarakat antara lain dalam resep-resep makanan, ramuan
obat-obatan tradisional, rempah-rempah, bahkan ada yang menggunakan
sebagai bahan baku utama di dalam industri makanan, seperti industri
kecap, industri rumah tangga dan lain-lainnya.
Namun,
tidak banyak yang mengetahui dan memahami proses pembuatan gula jawa
dari nira kelapa. Oleh karena itu, diperlukan suatu pemaparan mengenai
proses pemanfaatan nira kelapa untuk diolah menjadi gula jawa.
Nira Kelapa
Nira kelapa adalah cairan bening yang keluar dari bunga kelapa yang
pucuknya belum membuka atau pohon penghasil nira lain seperti aren,
siwalan, dan lontar yang disadap, cairan ini merupakan bahan baku untuk
pembuatan gula. Nira sering juga dibuat “legen” kata ini sebenarnya
istilah bahasa jawa berasal dari kata legi artinya manis. Dalam keadaan
segar nira mempunyai rasa manis berbau harum dan tidak berwarna. Selain
bahan baku pembuatan gula nira dapat pula digunakan sebagai bahan
makanan lain yaitu minuman keras (tuak), asam cuka dan minuman segar,
serta pada akhirnya ini muncul produk baru dari nira aren yaitu gula
merah serbuk.
Komposisi
nira dari suatu jenis tanaman dipengaruhi beberapa faktor yaitu antara
lain varietas tanaman, umur tanaman, kesehatan tanaman, keadaan tanah,
iklim, pemupukan, dan pengairan. Demikian pula setiap jenis tanaman
mempunyai komposisi nira yang berlainan dan umumnya terdiri dari air,
sukrosa, gula reduksi, bahan organik lain, dan bahan anorganik. Air
dalam nira merupakan bagian yang terbesar yaitu antara 75 – 90 %.
Sukrosa merupakan bagian zat padat yang terbesar berkisar antara 12,30 –
17,40 %. Gula reduksi antara 0,50 – 1,00 % dan sisanya merupakan
senyawa organik serta anorganik. Gula reduksi dapat terdiri dari
heksosa, glukosa, dan fruktosa, serta mannosa dalam jumlah yang rendah
sekali. Bahan organik terdiri dari karbohidrat (tidak termasuk gula),
protein, asam organik, asam amino, zat warna, dan lemak. Bahan anorganik
terdiri dari garam mineral.
Nira
kelapa yang digunakan untuk gula harus memiliki kualitas yang baik.
Nira yang kurang baik mudah menjadi basi (lumer), aroma dan rasanya
kecut, dan akan menghasilkan gula kelapa yang mudah lengket. Sedangkan
nira kelapa yang berkualitas baik dan masih segar mempunyai rasa manis,
berbau harum, tidak berwarna (bening), derajad keasaman (pH) berkisar
6-7, dan kandungan gula reduksinya relatif rendah.
Gula Kelapa
Gula kelapa dikenal sebagai “Gula Jawa” yang dihasilkan dari penguapan nira pohon kelapa (Cocos Nucifera L).
Nira pohon kelapa diperoleh dari penyadapan bunga kelapa (mayang) yang
diiris tangkai bunganya, sehingga keluar nira tetes demi tetes. Nira
yang diambil disaring kemudian dimasak pada suhu 110 derajat Celsius
sambil dilakukan pengadukan sampai pada pemekatan (brix), kemudian dicetak hingga akhirnya menjadi gula kelapa cetak (Issoesetyo, 2001).
Standar gula kelapa yang baik untuk dikonsumsi SNI 013743.1995 mengenai GULA KELAPA
Bau : NormalRasa : Normal, Khas
Warna : Kuning sampai kecoklatanAir : Max. 10%bb
Abu : Max. 2%bb
Gula produksi : Max. 10%bb
Jumlah Gula Sebagai Sakrosa : Min. 77%bb
Bagian Yang Tak Larut Dalam Air : Max. 1%bb
Cemaran Logam
- Seng (Zn) : Max 40 mg/kg
- Timbal (Tb) : Max 2 mg/kg
- Tembaga (Cu) : Max 10 mg/kg
- Raksa (Hg) : Max 0,03 mg/kg
- Timah (Sn) : 0 mg/kg
- Cemaran Arsen (As) : Max 40 mg/kg
Proses Pengolahan Gula Kelapa
Bahan dan Peralatan
Bahan Baku:
Nira kelapa
Nira
diperoleh dari penyadapan bunga kelapa yang sudah cukup umur. Nira yang
digunakan harus mempunyai pH 5,5-7,0 dan kadar gula reduksi (glukosa
dan fruktosa) reltif rendah. Nira segar biasanya mempunyai pH 6,0-7,0.
Bahan Tambahan:
-
Bahan pengawet seperti air kapur, tatal nangka atau kulit manggis yang diisikan ke dalam pongkor penampung nira sebelum pongkor tersebut dipasang di pohon (tiap pongkor biasanya diisi bahan pengawet sebanyak kira-kira 5 ml)
-
Pengawet lain yang dapat digunakan adalah natrium metabisulfit dengan dosis 0,025-0,10 % atau natrium benzoat dengan dosis 0,05-0,20 %
-
Kelapa parut, kemiri atau minyak goreng, digunakan untuk menekan buih yang terbentuk atau meluap sewaktu pendidihan
-
Air untuk mencuci peralatan dan cetakan sebelum dan sesudah digunakan dan untuk membasahi cetakan sehingga gula kelapa yang dicetak nantinya mudah lepas dari cetakan
Peralatan:
-
Peralatan penyadap dapat digunakan pisau sadap atau pongkor bambu
-
Peralatan proses: wajan besi atau aluminium, kain saring, ember/baskom, serok, cetakan dan tungku atau kompor
Proses Pembuatan
Proses
pembuatan gula merah pada prinsipnya adalah proses penguapan atau
pemekatan nira. Tahap-tahap proses pembuatan gula kelapa meliputi:
Pengumpulan Nira
Nira
hasil sadapan dikumpulkan dalam ember, lalu sesegera mungkin dimasak
untuk mencegah terbentuknya asam. Sisa pengawet yang mengumpul di ujung
pongkor tidak diikutkan karena akan menghasilkan warna gula yang kurang
baik.
Penyaringan
Sebelum
dimasak, nira disaring terlebih dahulu untuk membuang kotoran-kotoran
berupa bunga kelapa, lebah dan semut. Penyaringan ini menggunakan kain
saring yang bersih.
Pemasakan
Dilakukan pemasakan nira pada suhu 1100C.
pada saat mulai mendidih, kotoran halus akan terapung ke permukaan
bersama-sama buih nira. Pendidihan selanjutnya akan menimbulkan busa
nira yang meluap-luap berwarna coklat kekunging-kuningan. Bila nira
sudah mengental, api dikecilkan dan pekatan nira tetap diaduk-aduk.
Untuk mengetahui bahwa nira tersebut sudah masak atau belum, dilakukan
pengujian kekentalan yaitu dengan cara menteskan pekatan nira ke dalam
air dingin. Bila tetasan tadi menjadi keras, pemasakan sudah cukup dan
wajan segera diangkat dari tunggu. Waktu yang diperlukan untuk memasak
25-30 liter nira kira-kira 4-5 jam.
Pendinginan
Untuk
mempercepat proses pendinginan, pekatan nira dilakukan pengadukan.
Pengadukan dilakukan sampai suhunya turun menjadi sekitar 700C. pengadukan ini juga akan menyebabkan tekstur dan warna gula yang dihasilkan lebih baik dan cepat kering.
Pencetakan
Segera setelah suhu pekatan nira telah turun menjadi sekitar 700C,
maka dilakukan pencetakan. Pekatan nira dituangkan ke dalam cetakan
bambu yang sebelumnya telah direndam dan dibasahi dengan air untuk
mempermudah pelepasan setelah gula menjadi kering. Pelepasan gula
dilakukan setelah gula mencapai suhu kamar.
Pengemasan
Gula
yang telah dikeluarkan dari cetakan dibungkus untuk selanjutnya
dipasarkan. Pembungkus yang digunakan dapat berupa daun kelapa kering,
pohon pisang atau kantung plastik.
0 komentar:
Posting Komentar